Sejarah Singkat Pembangunan Tiang Istana Merdeka
Paskibraka, hampir semua orang
Indonesia pasti mengenal kata itu, sepasukan pelajar yang diseleksi ketat yang
bertugas mengibarkan bendera. Begitu juga dengan kata "bendera
Pusaka" dan bendera duplikat pusaka, pasti sebagian besar rakyat Indonesia
telah mengetahuinya.
Jika kita mengamati prosesi
detik-detik proklamasi di istana Negara, tanggal 17 Agustus, disaat proses
dimana Paskibraka hendak mengibarkan nemdera duplikat pusaka, ada moment disaat
seorang anggota Paskibraka Putri mengambil bendera melalui tangga 17, disebut
tangga 17 karena memang anak tangga tersebut berjumlah 17, Setelah itu, yang
pasti mendapat perhatian khusus dari seluruh penjuru Indonesia dan juga dunia
adalah proses saat dimana tiga orang anggota paskibraka yang akrab disebut
kibra (pengibar Bendera) mulai mengibarkan bendera dengan diiringi lagu
kebangsaan Indonesia raya, dan tiang bendera yang di pergunakan adalah tiang
17, dan disebut tiang 17 karena memang tinggi tiang tersebut adalah 17 meter.
Mari sedikit membahas tentang
anak tangga 17 dan tiang 17.
Anak tangga 17 yang dinaiki paskibraka putri dalam proses pengambilan bendera duplikat pusaka sebenarnya adalah anak tangga serambi depan istana negara yang berjumlah 16 anak tangga. Dengan ditambah satu anak tangga dari panggung Inspektur Upacara maka jumlah anak tangga menjadi 17.
Anak tangga 17 yang dinaiki paskibraka putri dalam proses pengambilan bendera duplikat pusaka sebenarnya adalah anak tangga serambi depan istana negara yang berjumlah 16 anak tangga. Dengan ditambah satu anak tangga dari panggung Inspektur Upacara maka jumlah anak tangga menjadi 17.
Nah, mengenai tiang 17, mari
sedikit mengulas tentang sejarah pembangunan tiang beton berukuran 17 meter
yang menjadi tiang Bendera istana negara ini. Tiang bendera yang menjadi salah
satu kebanggaan bangsa Indonesia ini, tempat dimana bendera Pusaka yang dijahit
tangan ibu fatmawati dikibarkan, dan juga tempat duplikat pusaka dikibarkan.
Dalam sejarah, setelah proklamasi
kemerdekaan 1945, rongrongan demi rongrongan dari pihak sekutu yang diboncengin
Belanda masih terus berlanjut. Agresi militer Belanda II yang menyebabkan
berpindahnya Ibukota negara ke Istana Yogyakarta. Para Pemimpin Indonesia
termasuk Soekarno diasingkan ke Bangka. Setelah belanda mengakui kedaulatan
Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949, maka Pusat pemerintahan kembali ke
Jakarta.
Hal pertama yang dilakukan
Presiden Soekarno sekembalinya ke Jakarta adalah membuat tiang Bendera dari
beton didepan istana negara. Maka, atas peristiwa itu, Bung Karno acap berkata,
“That was the first thing I did.” Itulah sejarah singkat mengenai tiang Bendera
dari Beton yang dibangun diawal tahun 1950 dan menghabiskan biaya 30 Ribu
rupiah, yang mengiringi berkibarnya Bendera Pertama kali di Istana Negara
Jakarta pada Agustus 1950, seiring berubahnya RIS menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
“Sekarang,” kata Bung Karno, “tiap-tiap orang bangga bahwa di muka
Istana Merdeka ada tiang bendera yang tiap tanggal 17 Agustus bendera
pusaka kita bisa dikibarkan.”
by : http://paskibraoftwentysix.blogspot.com/